BAB 3
MERANCANG ARSITEKTUR BASIS DATA
A. Implikasi yang Bersifat Arsitektur terhadap Backup dan Recovery Diidentifikasi
Implikasi yang bersifat arsitektur terhadap backup dan recovery dapat diidentifikasi dengan melakukan peninjauan ulang terhadap arsitektur basis data yang akan terlihat dari beberapa hal berikut.
1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data/menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah, daripada kita menyimpan data secara manual (non elektronis) atau secara elektronis (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk spreadsheet atau dokumen teks biasa).
2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Karena keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data maka redundasi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redundasi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan (baik dimemori utama maupun memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan. Selain itu, kita dapat melakukan penekanan jumlah redundasi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.
3. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constrain) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan
pemasukan/penyimpanan data.
4. Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidfak semua data itu selalu kita gunakan/butuhkan. Karena itu kita dapat memilah adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histori hingga data kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi kita gunakan dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line (seperti removable disk atau tape). Disisi lain, karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi geografis. Data nasabah sebuah bank, misalnya, dipisah-pisah dan disimpan di lokasi yang sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan jaringan teknologi komputer, data yang berada di suatu lokasi/cabang dapat juga diakses (menjadi tersedia) bagi lokasi/cabang lain.
5. Kelengkapan (Completeness)
Lengkap/tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis databersifat relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Bila seorang sudah menganggap bahwa data yang dipelihara sudah lengkap maka pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Atau, yang sekarang dianggap sudah lengkap, belum tentu dimasa yang akan datangjuga demikian. Dalam sebuah basis data, disamping data kita juga harus menyimpan srtuktur (baik yang mendifinisikan objek-objek dalam basis data maupun definisi detail dari tiap objek, seperti strutur file/tabel atau indeks). Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objhek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field baru pada suatu tabel.
6. Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak menerapakan aspek keamanan dalam pnggunaan basis data. Tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa-siapa pemakai yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek didalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya
7. Kebersamaan Pemakaian (sharability)
Pemakai basis data sering kali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Data pegawai dalam basis data kepegawaian, misalnya, dapat digunakan oleh banyak pemakai, dari sejumlah departemen dalam organisasi atau oleh banyak sistem (sistem pengajian, sistem akuntasi, sistem invetors, dan sebagainya). Basis data yang dikelola oleh sistem yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapin tetap dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi deadclock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).
Perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Sebuah peralatan, satu proses/satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik. Fase ini adalah inti teknis dari proses rekayasa perangkat lunak. Pada fase ini elemen-elemen dari model analisa dikonversikan. Dengan menggunakan satu dsri sejumlah metode perancangan, fase perancangan akan menghasilkan perancangan data, perancangan antarmuka, perancangan arsitektur dan perancangan prosedur.
Banyak langkah yang perlu dilakukan dalam perancangan perangkat lunak. Langkah-langkah tersebut menggambarkan srtuktur datam struktur programm karakteristik antarmuka dan detail prosedurang merupakan sintesa dari keperluan-keperluan informasi. Perancangan data adalah langkah pertama dari empat kegiatan perancangan dalam rekayasa perangkat lunak. Menurut Wassemen, aktifitas utama dalam perancangan data adalah memilih gambaran logik dari struktur data yang dikenali selama fase spesifikasi dan pendefinisian keperluan. Pemilihan ini melibatkan analisis algoritma dan alternatif struktur dalam rangka menentukan perancangan yang paling efisien.
Berikut adalah petunjuk melakukan input data.
1. Kurangi jumlah aksi input yang diperlukan pemakai
2. Jaga konsistensi antara tampilan informasi dan input data
3. Bolehkan pemakai melakukan penyesuaian input
4. Interaksi harus fleksibel tetapi dapat disetel ke mode input yang disukai pemakai
5. Padamkan perintah yang tidak sesuai dengan aksi saat itu, pemakai mengendalikan aliran interaksi.
6. Sediakan help untuk membantu aksi semua aksi input
7. Buang input ‘mickey mouse’
B. Mengidentifikasi dan Memuji Skenario Kegagalan dan Resiko
Pengidentifikasian dan pengujian terhadap berbagai skenario kegagalan dan resiko dapat dilakukan dengan memantau situasi sebagai berikut.
1. Pencurian
2. Kehilangan Kerahasiaan
3. Kehilangan privacy
4. Kehilangan Integritas
5. Kehilangan Ketersediaan
Proteksi basis data terhadap ancaman/gangguan melalui kendali yang besifat teknis maupun administrasi perlu dilakukan.
Ancaman/gangguan baik disengaja atau tidak yang merusak sistem sehingga merugikan organisasi dapat berupa.
1. Tangible, yaitu kehilangan/kerusakan hardware, software, data
2. Intangible, yaitu kehilangan kredibilitas, kehilangan kepercayaan client
Kerusakan sistem basis data dapat mengakibatkan aktivitas terhenti. Lamanya waktu pemulihan basis data bergantung pada berikut ini.
1. Apakah ada hardware dan software alternatif yang digunakan
2. Kapan backup terakhir diakukan
3. Waktu yang diperlukan untuk me-restore sistem
4. Apakah data yang hilang dapat dipuluhkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar